HOME

Featured Post

Rindu Cahaya Islam kembali Membentangi Langit Eropa bahkan Dunia

oleh : Khaura El-Syada    Judul   : 99 Cahaya di Langit Eropa  Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga  Almahera  Penerbi...

  • Read books to travel the world..

    A book is a magical thing that lets you travel to far-away places without ever leaving your chair...

  • Apoteker Muda

    Nothing worth having comes easy. Do more to achieve more...

  • Getting to know My Profession

    Apa itu Apoteker?......

Rindu Cahaya Islam kembali Membentangi Langit Eropa bahkan Dunia

oleh : Khaura El-Syada

  

Judul   : 99 Cahaya di Langit Eropa 

Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga  Almahera 

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama 

Tahun Terbit : Cetakan IX, Agustus 2012 

Tebal  : 392 halaman   


        
Sejarah, bagiku adalah hal paling membosankan untuk dibaca. Sejarah, bagiku adalah ulasan yang datar berurutan waktu yang tidak menarik untuk dipelajari. Namun, akhir-akhir ini aku mulai menyukai sejarah sejak bertemu dengan buku ‘Muhammad’ karangan Martin Lings atau Muhammad Al-Fatih karangan Felix Siauw. Bahkan kali ini aku terpukau dengan bacaan sejarah, sebuah jejak sejarah Islam di Eropa yang dikemas apik dalam sebuah cerita. Karangan seorang putri dari salah satu tokoh nasional di Indonesia yakni Hanum Salsabiela Rais ditemani Rangga Almahendra, pasangan hidupnya.

“Eropa tidak hanya sekedar Eiffel, Colosseum, Tembok Berlin, atau San Siro. Tapi lebih dari itu, Eropa adalah sejuta misteri peradaban Islam.”

            Buku ini lebih mirip dengan catatan harian atau lebih tepatnya catatan perjalanan Hanum di Eropa. Dimulai dari sebuah perkenalan dengan sebatang coklat dengan muslimah Turki, bernama Fatma, muslimah yang menginspirasi Hanum berkeliling menuju Paris dan Cordoba. Fatma, dia sosok muslimah yang memiliki pengetahuan luas tanpa harus mengenyam pendidikan formal yang berlapis-lapis, dia sosok muslimah yang meneladani sesama dan menyadarkan sesama bahwa setiap muslim harus bisa menjadi agen muslim terbaik apalagi di Eropa, tempat dimana muslim sangat minoritas di sini. Dari Fatma-lah, Hanum mengetahui bahwa cappucino kesukaannya bukanlah berasal dari Italia, melainkan berasal dari Turki yang tertinggal ketika ekspansi di bukit kahlenberg. Fatma dan Hanum, saudara yang terikat erat oleh akidah, berjanji akan menyusuri Eropa, melihat tempat-tempat bersejarah yang meninggalkan jejak bahwa Islam pernah membentangkan cahayanya di Eropa. Janji itu seolah diamini oleh Malaikat, walaupun terealisasi tanpa ada Fatma di sampingnya.
            Lagi, ada sebuah hal yang tak terduga akan ditemui di Eropa. Natalie Deewan yang memahami tentang konsep ikhlas, memberi dan menerima, menerapkan konsepnya dalam sebuah restoran dengan slogan All You Can Eat, Pay as You Wish. Seluruh konsep bisnis dan Ekonomi luluh lantak tak tebukti melihat restoran Natalie yang bertahan dan sukses. Perintah Islam tidak akan pernah menyengsarakan umatnya, itu yang aku fahami saat mengetahui fakta ini.

Puisi : Miss World ‘Kemungkaran yang wajib ditolak’

by : Khaura El-Syada

Dunia ini GILA, berpijak pada poros keserakahan manusia
Segala yang indah ternyata nanah yang berbalut emas
Segala kebusukan terbungkus apik oleh kain sutera
Pesona zaman pun sudah berubah menjadi hal yang sangat menjijikkan

Bagaimana TIDAK?
Perhiasan dunia yang paling berharga telah jatuh terjerembap dalam kubangan penuh hina
Tak lebih berharga dari secuil sampah

Masihkah harus kuuraikan siapa dia?
Perhiasan dunia itu adalah dirimu, aku, kita, mereka dan jutaan bahkan miliaran perempuan lainnya
Perempuan, sosok pemegang kunci generasi peradaban
Dia, sosok mulia nan lembut seantero jagad raya
Dia, sosok menawan yang termakan oleh tipu daya duniawi

Lihatlah,
Dia berusaha anggun dengan segala balutan kain minim
Dia ingin terhormat dengan mengobral aurat
Dia ingin dipuji dengan memakai bikini
Seolah ribuan tangan boleh membelainya
Pesona fatamorgana telah jadi pujian menjijikkan
Dunia ini benar-benar GILA

-----
Aku tertunduk malu pada Pencipta bumi dan langit
Dia ciptakan aku dengan keindahan nan menawan
Dia ciptakan aku dengan pesona yang mampu tundukkan seluruh kaum adam

Aku takut pada Pembeda siang dan malam
Dia telah berikan segala keistimewaan
Dia telah menyediakan etalase aturan tuk jaga kemuliaan

Keindahan ini bukan untuk dinikmati oleh keserakahan duniawi
Pesona ini bukan diskon bisnis di kaki lima yang diperebutkan lelaki

CUKUP !!!
Andai itu aku...
Aku tak sanggup berpijak jika martabatku terinjak
Aku tak sanggup menjadi kunci peradaban jika harga diriku terabaikan
Hentikan semua pesona fatamorgana yang menjijikkan itu !
Hentikan segala kemungkaran ini..

Wahai muslimah...
Sosok perempuan elok karena akhlaq yang terjaga
Sosok perempuan mempesona karena takwa
Buatlah aku, dirimu bahkan miliaran perempuan lainnya tak malu bertemu Dia Yang Maha Segala ~

Belajar tentang keputusan..

Hidup adalah pilihan..

Ah ini mah sudah semboyan basi, iya nggak?
sering banget didenger, sering banget ditulis, sering banget dibaca...
tapi jarang disadari bahwa tiga kata itu bermakna begitu dalam..

Selama masih menginjakkan kaki di bumi, selama masih mampu untuk bernafas, selama itulah periode kita dalam memilih...
Yang mana kematian adalah penutup dari segala pilihan-pilihan.

Selama itu pula, akan bertemu dengan banyak sekali pilihan, lalu berbagai pilihan lantas menjadi sebuah keputusan,  keputusan itu bukan perbandingan 50 : 50 dari pilihan A dan pilihan B. Melainkan keputusan itu adalah saat ada perbandingan 51 : 49. Keputusan itu adalah suatu porsi terberat dari banyaknya pilihan yang berbeda.

Menulis ini bukan berarti aku telah mengerti banyak tentang keputusan, namun aku selalu belajar untuk memilih dan menetapkan banyak hal.
Pernah suatu waktu aku bertengkar hebat dengan seorang teman dekat, hanya karena sebuah pilihan. Namun kejadian itu sudah lama sekali.

Suatu waktu, aku pernah dihadapkan dengan dua pilihan, dua pilihan yang berat. Sebenarnya bukan hal berat, namun susah sekali saat itu untuk memutuskan.
Pilihan pertama adalah tentang sebuah amanah dan kedua adalah sebuah ajang kebersamaan yang tidak bisa lagi dirasakan di lain waktu.
Dan lagi, kedua kalinya aku mengalami satu keadaan yang sama, namun aku tetap bingung. Sampai aku menyadari suatu hal, baru saja.

Setiap orang punya perspektif yang berbeda terhadap suatu hal, jadi ketika meminta pertimbangan kepada orang lain untuk memutuskan, bisa jadi jawaban pilihan yang diterima berbeda. semakin bingung kan?

Pada saat pertama, aku memilih ingin ikut merasakan bahagianya sebuah kebersamaan. Ada seseorang yang menganggap bahwa point ini abaikan saja, kebersamaan itu bukan hal yang penting. Prioritaskan saja amanah, kebersamaan bisa dirasakan di lain kesempatan.

Ada hal yang janggal, siapa bilang kebersamaan bukan point penting, lihatlah satu lidi akan cepat sekali patah dibandingkan dengan kumpulan lidi. Lihatlah, alam juga berkata lain, kumpulan angsa terbang bersama dengan formasi V ternyata bisa menambah daya ambang sekitar 70 % bagi setiap angsa, hingga mereka lebih mudah untuk terbang bersama dibandingkan sendirian.
Kebersamaan juga adalah hal yang sangat penting bagi sebuah keluarga. Lantas, masih bisakah mengesampingkan kebersamaan? "tanyaku saat itu"

Sebuah Catatan...

Hidup itu penuh perubahan, iya nggak?
dari pas bayi sampek kita sekarang, dari saat jadi MABA yang masih kupu-kupu sekarang menjadi Mahasiswa kura-kura alias kuliah rapat - kuliah rapat...

Awal mengenal lingkungan kampus masih beradaptasi, menengok kanan kiri, melihat situasi sampai akhirnya terdampar menjadi Mahasiswa yang cupu, kemudian ikut-ikutan daftar organisasi di kampus, awal ketemu sama yang namanya HMJ atau BEM. Galau, bingung mengambil keputusan mau ikut yang mana ya? ahh, namanya juga hidup, pasti penuh pilihan.
Ada kata seorang senior ketika pertama kali bingung memilih mau ikut yang skup kecil di HMJ atau sekalian yang besar di fakultas, dia punya kata-kata yang bagus, yang saat itu aku pegang.
"Dua-duanya bagus, dua-duanya bisa dipilih. Namun, tak bisakah menjadi seorang yang ingin ikut aktif memajukan yang skup kecil? skup yang lebih membutuhkanmu mungkin. Namun, keputusan ada di tanganmu" (Bahasa sudah di-edit)

Akhirnya ketemu calon ketua BEM yang awalnya ragu mau ikut support, lalu menilik misi, menilik niat, akhirnya klik ikutan. Awalnya merangkak, awalnya mulai berdiri, berjalan lalu coba berlari. Ingin buktikan bahwa baru berpartisipasi bukan tak tau apa-apa.
Pada awalnya tak ada target. Kerjaannya ngangguk aja dimasukin ke sana, oh mungkin ini yang cocok. Pada awalnya hanya berlabel "sekedar ikutan", berlabel "ah, pengen tau dunia organisasi di kampus". cupu banget ya?

Seiring waktu berjalan, sadar bahwa harus ada tujuan yang ingin dicapai. karena ternyata banyak hal yang harus dikorbankan. Waktu, tenaga, pikiran, dana, dan mungkin bahkan perkara hati. Awalnya hanya faham secara teori bahwa pengorbanan itu hanya konsekuensi, tapi ternyata aplikasinya seperti menginjak duri, sakit terkadang, lelah, frustasi, rasanya waktu itu hanya 24 jam sehari dan terlalu banyak sekali hal yang harus dikerjakan karena beban akademik yang besar.

Saat itulah aku memandangi wajah mereka, wajah kita, luar biasa pengorbanan ini, dan banyak sekali pembelajaran yang didapat.

Aku mulai mengerti bahwa komunikasi itu hal yang sepele tapi bisa membawa petaka dalam sebuah hubungan bersama.
Aku mengerti bahwa hebat itu bukan hanya saat acara terselesaikan dengan baik tapi bagaimana cara kita menyiapkan acara yang baik.
Aku mengerti bahwa wibawa tak selamanya menyelesaikan masalah kepemimpinan karena juga dibutuhkan wawasan luas.
Aku mengerti bahwa ketika alasan kebersamaan kita adalah hanya untuk penyelesaian proker-proker maka semua kebersamaan ini usai ketika proker itupun usai.
Aku mengerti bahwa teori mengkritisi sebuah kepemimpinan itu lebih mudah daripada menjadi pemimpin.
Aku mengerti bahwa ketika amanah telah dipegang, maka peganglah lunas sampai batas tuntas. Tak ada kata mundur, tak ada berhenti, yang ada hanyalah maju sampai titik habis semangat yang makin terkikis di perjalanan.
Aku mengerti bahwa ego yang tinggi dalam berorganisasi akan menjadi sebuah masalah yang tak terselesaikan, hingga benar-benar membutuhkan personal yang bijak memanajemen dirinya sendiri.
Aku mengerti bahwa semuanya menjadi hambar ketika hanya ada perintah tanpa ada tauladan.
Banyak sekali, andai terdokumentasikan dengan baik, pelajaran-pelajaran ini mungkin akan menajdi sebuah buku kehidupan yang tebal. *edisi lebay* :)

Aku mengerti bahwa wajah-wajah ini adalah wajah-wajah luar biasa.

Saat itu sadar bahwa, mereka orang-orang terpilih. Yang memilih hidupnya dipusingkan dengan urusan orang lain, disibukkan dengan urusan yang menyangkut banyak orang. Maka sangat sayang ketika ego masih menjadi alasan, sayang ketika alasan personal masih jadi hambatan, sayang ketika targetnya adalah hanya untuk perkembangan personal diri, dan sangat sekali disayangkan saat semua pilihan ini bukan karenaNya dan bahkan sangat disayangkan ketika semua yang dilakukan bukan karena perintahNya.

Masa-masa itu sebuah puzzle mozaik yang melengkapi cerita kehidupan. Seneng, susah, sedih, ketawa, menangis, rasanya aneh kalo diingat-ingat dan mungkin senyum-senyum sendiri. haha
Pelajaran-pelejaran berharga, kisah-kisah tak terlupa, semoga semuanya menjadi bekal menghadapi hal-hal ke depan, seperti sekarang.

Kini langkah itu tetap dilanjutkan, saat memilih untuk tetap berada pada posisi yang sama walau dengan tempat yang berbeda. Aku punya bekal, bekal yang sudah diberikan oleh keluarga besar yang semoga sampai sekarang kita masih satu rasa, satu cita. Berpindah bukan berarti lupa dengan visi dulu yang ingin dicapai di skup kecil, semoga dengan berpindah bisa menjadi representasi yang baik, bisa membantu menggapai cita.
Awalnya ragu, karena tak ada lagi kalian. Ragu karena lagi-lagi harus beradaptasi, tapi kalian sudah pernah mengajarkan bagaimana harus merangkak, berdiri, berjalan dan berlari pada waktu singkat. Hingga kini, bukan lagi hal yang susah, semoga. Tapi semua keluarga punya ciri khas, bukan?
Dan sekarang pun keluarga baru yang telah terbentuk juga memiliki ciri khas.

Hari ini, tempat duduknya sudah berubah. Orang-orangnya juga sudah berganti, ada perasaan aneh melihat keluarga baru, dengan wajah penuh janji masa depan.
Semuanya pasti akan melewati masalah, semuanya akan mengalami pasang surut, semuanya tidak akan berjalan mulus seperti jalan tol. Tapi itulah inti ceritanya.

Di sela kemudahan yang Dia berikan, Dia sisipkan kesulitan untuk ujian keimanan. Dan di sela kesulitan yang didapatkan, Dia sisipkan kemudahan sebagai jawaban doa yang dipanjatkan.

Langkah-langkah yang pernah dilalui semoga bisa menjadi memori yang indah namun keluarga besar yang telah dibentuk semoga tetap terpatri, tak ada sungkan dan enggan dalam keluarga walau tak lagi bersama, bukankah itu ending cerita ini? : D

Semoga segala coretan langkah ke depan menjadi lebih baik dari yang pernah didapatkan sekarang.
Kalaulah aku ini seorang kakek, yang mempunyai pesan untuk generasi selanjutnya, mungkin kira-kira isinya seperti ini:
Wajah kalian menjanjikan masa depan walau tanpa ucapan janji, buah itu tumbuh dari pilihan akar yang baik di masa silam, maka pilihlah akar-akar terbaik sekarang untuk mendapatkan buah yang lebih baik di masa yang akan datang dengan ridhoNya. ^_^

Kalaulah tulisan ini lebay, mohon dimaklumi. hehe
Kalaulah tulisan ini tak jauh beda sama kertas lusuh, maka diperkenankan untuk membuang di tempat sampah bukan di sembarang tempat
Dan Kalaulah tulisan ini bermanfaat, semoga manfaatnya tak sekedar di alam mimpi namun menjadi sebuah realisasi.

Salam,
Khaura El-Syada

Being a Mother...

Wah judulnya sudah tentang ibu...
Yang punya blog sudah jadi ibu? beluum, masih calon.. :)

Sudah lama pengen banget nulis judul ini, tapi ya begitulah...baru pengen doang dan akhirnya sekarang terwujud.
Menulis ini pun berawal dari percakapan ibu dan tante di dapur.. insipirasi pagi.. hhe
Dan sebuah insiprasi tak bertepi dari seseorang...^^

Hai pembaca khususnya perempuan, kalau laki-laki emm you have to know lah.... :D
Pernah nggak terbesit pertanyaan. Untuk apa saya belajar? (bagi yang masih SMA) atau bagi mahasiswa pertanyaannya dirubah jadi "Untuk apa saya kuliah tinggi ya?"...
Pasti muncul pertanyaan begini walau selintas sih. Dan jawabannya sangat beragam. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah jawaban yang selama ini belum aku dengar.

"Aku ingin kuliah itu soalnya aku ingin jadi Ibu yang baik, cerdas, dan dengan benar mendidik anakku nanti biar bisa jadi generasi emas"

-Nah lho, terdiam denger jawaban ini. Lah iya, apa hubungannya kuliah sama jadi Ibu?? Iya kalau dia jurusan tarbiyah alias pendidikan atau psikologi kalau kuliahnya kayak aku begini yang pikirannya obat muluuu, atau anak FISIP yang sibuk dengan politiknya.- (garuk-garuk)

Catatan Rindu

Hal yang menyenangkan dari yang bernama liburan adalah bertemu dengan keluarga..
Hal yang paling aku suka dari yang namanya liburan adalah bertemu dengan keluarga..
Saat kesempatan masih ada, hal yang paling ingin aku lakukan adalah menghabiskan waktu bersama keluarga..
Aku memiliki keluarga besar, ada ayah, ibu, mas, mbak dan kedua adikku, bisa bayangkan betapa ramainya ketika berkumpul bersama?

Sosok ayah..
Ayahku adalah orang yang lembut nan tegas. Ayah tak banyak berkata-kata, sekali ayah mengatakan sesuatu, sepertinya itu adalah hal yang sangat penting dan aku harus mendengarnya dengan seksama.

Sosok Ibu..
Ibuku adalah sosok yang luar biasa. Ibuku sangat cerewet demi kebaikan kita. Ibu suka sekali masak. Masakannya enak, kalah deh masakan depot. :D

Ayah dan Ibuku sampai sekarang selalu romantis dengan cara mereka. Kadang aku dibuat geleng-geleng, cerita ayah dan ibu kayak bagian novel romantis yang melenakan pembaca.

Masku...
Sosok ini rasanya terlalu semppurna kalau diperbincangkan. hehe
Dia tampan, tinggi, hidungnya mancung. Nah lho, kurang apa? Baik lagi. Sosok yang sangat mengayomi, sosok yang sangat menyayangi keluarga. Yakin deh kalau tipe seperti ini itu idaman para wanita. Semoga mendapatkan jodoh sholihah dan menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.. :)

Mbakku...
Kalau mbakku ini sosok yang kaku. Dia cerewet, tapi sayaaaaang banget sama adik-adik nya. Sosok yang mau berkorban demi apapun yang disayanginya. Kurus banget. Mbakku ini wonder woman kalau boleh dibilang begitu. Pokoknya dia benar-benar kakak yang menjadi tauladan bagi kami adik-adiknya.

Aku???
Aneh kalau aku membicarakan diri sendiri. hihi
Aku manja, banyak maunya. Paling 'endel' kalau kata mereka. haha
apa ya, suka marah nggak jelas, pemalas, banyak jeleknya apa ya? hiks...

adik cowokku..
Dia ini juga tampan dan tinggi. Katanya sih cewek-cewek di sekolahnya juga suka curi-curi perhatian. Hahahaaa....ada-ada saja.
Dia adik yang suka banget bercanda, bikin kita ketawa. Ada hal yang sering dia lakukan sembunyi-sembunyi dan itu mengesankan bagi yang melihatnya. Dan dia suka memendam sendiri masalahnya, agak susah diajak ngobrol. Aku paling suka godain dia. Bahkan saat kembali ke Jakarta kemarin aku cium pipi kanan dan kirinya, sepertinya sampai kamar dia gosok-gosok tu pipi.. :D

adik cewekku..
Dia ini cantik, dia tinggi dan cantik. kalah deh kakak-kakaknya ini. hehehehe
Yang ini lebih manja, kalau udah marah dia bakalan diem dan nangis di kamar, nggak mau diajak bicara. Dia rajin banget orangnya nggak kayak aku ini. Sosok manjanya ternyata nggak terbukti di sekolah, coba tebak, dia adalah ketua asrama di sekolahnya. Agak nggak percaya sih, tapi it's cool. :D

Bingkai keluargaku lucu, jarang berkumpul lengkap kalau ndak lebaran kayaknya.
Kakak dan adikku di Malang, Mas dan adik laki-lakiku di rumah tapi ya tahulah mereka sering keluar bersama teman-temannya.
Jika bisa mencari ilmu di tempat yang dekat, kenapa harus merantau sejauh ini dari keluarga?
Itulah pertanyaanku. Tapi tidak akan serindu ini rasanya kalau tak pernah berada jauh begini.
Bingkai keluarga ini adalah harta yang paling berharga yang aku punya.
Rasanya banyak sekali yang ingin aku tuliskan tentang keluarga, eits tapi tidak di sini, bukan konsumsi untuk umum, hehehe :D

Alhamdulillah, terimakasih ya Allah. Aku memiliki mereka yang menjadi puzzle pelengkap cerita hidupku. ^_^
Semoga Allah memperkenankan kami untuk berkumpul bersama di surgaNya kelak. Amin


Catatan Rinduku







Mulianya Menahan Kantuk... :)

Mengantuk?
Ah, itu sudah cerita lama...
Hal yang paling nikmat di dunia adalah mengobati rasa kantuk itu dengan tidur? iya nggak?
Rasanya kasur, bantal dan guling menjadi hal yang paling ingin ditemui.. (edisi lebay.. hehee )
Tapi bagi rasa kantuk yang luar biasa, sudah nggak pandang tempat, sudah nggak pandang ada kasur, bantal ataupun guling, maka tidur dengan keadaan seperti apapun sangat nikmat..
Coba wawancara diri sendiri, pernah ngantuk dimana saja? 
emm...
  • Depan kamar mandi saat sedang berdiri antri mandi, sambil nyandar di dinding? ah masak iya bisa tidur berdiri? bisa.... namanya juga ngantuk :)
  • Saat lagi dengerin ceramah entah itu ceramah perkuliahan, ceramah pengajian dan ceramah apapun jenisnya, bahkan untuk yang satu ini, tempat duduk mau di depan ataupun di belakang bisa banget tidur.. (curhat... ehm)
  • Saat sholat...Wah parah, sholat ngantuk? Iya, ada lho. Dulu di pesantren sholat tarawih itu tengah malam sekalian disambung sholat tahajud dan sahur. bisa bayangkan bagaimana ngantuknya? Akhirnya banyak sekali yang terjatuh-jatuh berusaha menahan kantuk.
  • Sedang menunggu sesuatu. Di ruang tunggu bandara misalnya.. 
  • Habis sholat subuh..Wah ini parah ngantuknya. Pernah lihat kasur melambai-lambai? Kemudian bantal memanggil-manggil. Lalu akhirnya memalingkan muka dari kasur lalu pergi.. (Edisi sinetron.. hehe)
  • Di kendaraan umum.
  • banyak deh contohnya, nanti jadi skripsi kalo disebutin satu-satu..
Nah, banyak sekali kejadian mengantuk ini ditemui. Geli ketika melihat mereka yang sedang berupaya menahan kantuknya, lalu kepalanya terjatuh-jatuh. Ada pula yang mulai mengedip-ngedipkan matanya. Ada yang cubit-cubitan. Ada saja upaya kreatif untuk menahan kantuk.
Pernahkah berpikir. Menahan kantuk di beberapa kondisi itu sangat teramat mulia. Masalahnya simple, mengantuk maka selesailah jawabannya adalah tidur.  Apalagi jika sedang terjangkit virus malas, iya nggak?
Tapi pernah tahukah alasan mereka yang terkuat sampai dengan segala daya upaya kantuk yang begitu menggoda, kantuk yang ingin sekali diselesaikan ditahan begitu lama, berjam-jam...
Alasan mereka bermacam-macam dan beraneka ragam. Tahukah apa alasanya paling mulia?

Diary di Sudut Hati


Oleh : Khaura El-Syada
(3rd Winner of Writing Competition of Health Story in Medicine Faculty of UIN Jakarta)

            Hembusan angin menyapa seolah rindu karena telah lama menungguku. Sudut ini, sudut awal dan akhir langkahku, mungkin. Itulah awal langkahku saat peluh perjuangan masih ada dalam genggaman. Saat aku masih sanggup berdiri tegak lantas meneriakkan asa atas cita mulia. Aku tertawa lantang menantang angin untuk berhembus lebih kencang seperti semangatku yang tinggi mengudara. Sudut ini, sudut cinta di kampus “berlubang”, sudut depan mushola, sudut terbuka nan luas adalah sudut tempat kisahku bermula.
            Kini aku bukan lagi tertawa lantang, tapi lebih tepatnya mungkin meringis, perih.  Kadang dengan iseng aku berteriak memanggil teman-temanku jauh di empat lapisan terbawah gedung ini. Sekarang tuk ucap kata saja aku tertatih, bagaimana bisa aku berteriak?. Aku hanya bisa mengamati sekitar sudut ini sembari menikmati sapaan rindu dari hembusan angin. Ternyata sudut ini tetap sama walau aku tak lagi pernah datang setelah sekian lama. Pemandangannya pun tak banyak berubah, melihat jajaran atap perumahan elit dekat kampus, pepohonan yang menjulang dan terlihat pula tempat parkir dengan barisan rapi motor bak barisan tentara yang sedang upacara, serta hal spesial adalah pot tanaman dengan ukiran namaku.
            Tangisanku pecah, setiap memori menyeruak menyesakkan dada. Rasanya aku ingin cepat terjaga tapi fakta terbuka lebar di depan mata. Ya Allah Sang Maha Bijaksana, Berikan pula aku kebijakan untuk menerima Qadha’ dariMu atas puzzle sendu yang menimpa diriku.
            “Sasa..”
            “Mama.., Ssa..Ssa sen..naang bbi..ssa ke ssii..nii” Ucapku terbata-bata dengan segenap tenaga. Tak ada jawaban kata, perlahan air mata terjun dari mata sayunya lantas memelukku erat.
¤¤¤
            Riuh tepuk tangan bak suara yang menggema, tertawa lepas hilangkan beban, saling berfoto tuk abadikan momen terakhir, itulah potongan memori saat itu. Wajah riang nan sumringah terlukis jelas di setiap insan karena sebentar lagi tak ada lagi yang namanya seragam putih abu-abu. Teman-teman berebutan berfoto bersamaku yang sedang memakai mahkota siswa lulusan terbaik. Mama dan Papa melihat dari kejauhan sambil tertawa begitu bangga padaku dan mengacungkan jempol. Seperti ada sebuah magnet, aku berlari penuh arti tanpa aba-aba, aku songsong Mama dan Papa lantas mereka memelukku hangat.
            Tidak susah bagiku mencari tempat untuk melanjutkan studi di jenjang perkuliahan. Tapi aku bukan tipe yang takluk begitu saja, aku suka yang penuh tantangan. Dan herannya lagi aku telah jatuh hati dengan sebuah kampus yang unik. Aku tidak pernah tau bagaimana dalamnya. Design bangunannya unik, terlihat eksklusif. Aku suka melihat taman indah di depan kampus itu, selintas aku melihat sebuah kolam dengan pancuran air di pojok belakang kampus itu dengan tempat duduk di dekatnya. Yang terunik dan paling aku suka adalah dinding berlubang yang menjulang itu seolah berkata ‘Kau Boleh Mengintip Sepuasnya’. Sungguh designnya sangat berbeda dengan kampus lainnya dan aku sangat menyukainya.
            Passion kuliah yang aku ambil bukan dorongan dari orang tua, bukan pula keinginan sedari kecil. Kelihaianku dalam berbicara menuntunku ingin menjadi seorang Diplomat. Tapi aku memutuskan untuk mengambil bagian lain karena ada sebuah trauma. Kejadian yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.
***
            Kejadian dimana aku melihat adik kandungku digerogoti sebuah penyakit dalam beberapa bulan saja. Dia tergeletak tak berdaya di Rumah Sakit dan angin masa sudah berhembus tapi diagnosa dokter tak kunjung tegak. Obat yang dia minum hanyalah pereda gejala agar tidak semakin sakit. Wajahnya pucat, tubuhnya lemas, ada lebam di beberapa anggota tubuh. Tiap malam dia mengigau ingin bermain, rindu katanya. Saat dokter memeriksanya aku yang paling giat bertanya apakah penyakitnya sudah diketahui karena kondisi adikku makin melemah saja. Tapi dokter menggeleng dan aku kembali geram. Sampai akhirnya Papa dan Mama malam itu dipanggil ke ruangan dokter. Aku menunggu gelisah berharap bukan penyakit yang aneh. Saat mereka berdua keluar dari ruangan dokter, Mama menangis tersedu dan Papa mencoba menenangkan. Aku tahu ini bukan kabar yang menggembirakan. Aku tidak berani bertanya lebih jauh. Sampai saat aku mendengarkan dokter berkata kepada seorang perawat untuk merujuk adikku ke sebuah Rumah Sakit yang namanya tak asing bagiku. Aku menyeruduk menemui dokter, menyela percakapannya. Dan Dokter itu memandangku,
            “Apakah kau sangat menyayangi adikmu?”
            “Iya, sangat”
            “Adikmu....”
            “Dok, beritahu aku apa penyakitnya?” aku menyela basa-basi yang akan dia lontarkan.

Liburan yang Melenakan...

"Pusing, ujian tak kunjung selesai.."
"Aduh, kapan ya libur?"
"Sudah capek...Ayo dong liburan.. "
"Nanti kalau sudah libur, aku mau bla bla bla...."
Rasanya kenal sama kata-kata ini..(Ngacung dalam diam.. hehee)

Yups, benar sekali jika liburan adalah hal yang paling dinanti ketika kesibukan sedang menyelimuti, apalagi yang kemarin sedang ujian, banget-banget-banget ingin yang namanya liburan cepet datang..
Pasti deh dengan lebay akan menyambut liburan. Dari mulai menghitung hari dan lainnya, iya tidak ? (Kok tahu? Saya juga ngerasain lohhh.)

Ding Dong...
Kini bel liburan telah datang...
* Mau balas dendam tidur ah, kemarin itu pas ujian nggak tidur sampek pagi gara-gara belajar *
* Ada film terbaru nggak? Pokoknya mau nonton. Refreshing ah, capek mikir pelajaran *
* Jalan-jalan yukk.. *
  • Versi Tobat : Ayuuk, ke pesantren di Bandung gimana? atau di Jogja? Kita cari Ilmu baru.. ^_^
  • Versi Seadanya : Ayuuk, emmm keliling rumah temen2 aja yu silaturrahmi, kan bisa melapangkan rizki dan umur.. :)
  • Versi Hedon-nya : Ayuuk, ke Bali? kita jalan-jalan aja atau ke luar negeri, duit tabungan kebanyakan, g tau harus dikemanain.. -___-"
* Anak rantau : Aku mau pulang, bantu-bantu orang tua di rumah, kangen keluarga, ketemu teman lama, emm pokoknya pulang ajaa.. *

Banyak versi buat mengisi liburan, banyak sekali. Kalau kata Abu Nawas mungkin lebih dari 1001 cara untuk mengisi liburan. Ah masak sih?
Yakin deh, remaja zaman sekarang itu kreatif. Tinggal mau kreatif yang bermanfaat atau kreatif yang sia-sia, nah lho...

Liburan itu identik banget dengan waktu luang.
"Iyalah"
Kuliah istirahat, berarti kegiatan kampus istirahat, nggak ada tugas, nggak ada sms jarkom, rasanya tenang.
Aktivis saja kalau libur, ya santai aja di rumah. (Kan kegiatannya juga libur, nggak ada Mahasiswa di kampus kok..hihi)
Satu, dua, tiga, delapan hari liburan asyik. Selanjutnya bosan, bingung harus mengerjakan yang mana dulu? bukan karena banyak yang dikerjakan eh justru karena nggak ada yang dikerjakan. hehe
Kasur jadi teman akrab. (sahabat karib malah, ^_^)
Karena saking banyaknya waktu luang, kadang terlena. Jika tadinya banyak kegiatan yang akan dikerjakan sehingga diatur sedemikian rupa, kini banyak yang terlalaikan karena merasa "ah, iya iya, tinggal melakukan itu aja kan? Gampang lah"...

Ketika terjaga dari mimpi dan menyadarinya, maka rasanya waktu luang menjadi ujian terberat.