HOME

Featured Post

Rindu Cahaya Islam kembali Membentangi Langit Eropa bahkan Dunia

oleh : Khaura El-Syada    Judul   : 99 Cahaya di Langit Eropa  Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga  Almahera  Penerbi...

  • Read books to travel the world..

    A book is a magical thing that lets you travel to far-away places without ever leaving your chair...

  • Apoteker Muda

    Nothing worth having comes easy. Do more to achieve more...

  • Getting to know My Profession

    Apa itu Apoteker?......

Sakit, Mahkota Tak terlihat....

Sungguh sangat malang rasanya ketika merantau jauh dari keluarga dan tergeletak tak berdaya di rumah sakit. Namun disinilah ada hal besar yang saya temukan.

Catatan malam itu..
Sudah sekitar 2 hari lamanya saya demam saat malam hari. Bukan bermaksud remeh atau apa, tapi sedikitpun saya tidak cemas. Sampai akhirnya hari ke-tiga saya minum obat. Pagi datang, kembali riang, sedikitpun tidak ada sisa sakit di malam hari. Kembali dengan segudang kesibukan (Artisss kaleeee.. ^^v)....
Hal yang sangat jarang pada hari itu, saya pulang sebelum sore (kabur dari rapat). Kepala begitu berat, pusing sekali tak tertahan. Berjalan pulang sendirian plus sedikit sempoyongan. Sampai rumah akhirnya saya langsung istirahat.

Alarm Hp berbunyi dan saya terbangun. Berkegiatan sedikit namun lemasnya minta ampun. Akhirnya saya kembali merebahkan badan yang sudah layu ini. Lama-lama saya menggigil, berusaha memejamkan mata berharap akan cepat sembuh seperti hari sebelumnya. Ternyata demam semakin tinggi, akhirnya saya sms teman untuk datang ke kamar dengan membawa sapu tangan atau handuk kecil dan ember kecil untuk ngompres. Dia sedikit panik melihat saya yang lemas dengan demam tinggi, alih-alih demam turun, tangan saya malah kram. Suatu hal yang saya takutkan adalah saya benar-benar sakit. Hari semakin malam, teman-teman akhirnya memaksa saya untuk periksa ke rumah sakit, saya menangis tak karuan. Takut...Takut sekali mendengar diagnosa dokter. Saya takut jika nanti saya harus dirawat. Saya bersikukuh tidak mau sampai akhirnya saya menyerah.

Boncengan bertiga, saya pergi ke rumah sakit dan oleh teman saya, saya dirujuk ke UGD langsung. Akhirnya saya dipanggil, diperiksa bla bla bla dan dokter menyarankan untuk cek darah saat itu juga. Deg, saya takut banget kenapa-kenapa. Menunggu hasil cek darah keluar, saya tetap rebahan di UGD. Sembari mendengar ada suara tangisan, ada rintihan dari pasien-pasien yang lain. Stress di UGD, teman saya berusaha mengisi waktu kosong dengan bercerita, yah lumayan menghibur hati yang gundah. Sampai saat Dokter itu datang dan mengatakan bahwa saya positif TIPS dan gejala DBD.

Air mata langsung mengucur kembali. Saya menangis, takut sekali. Sebelumnya memang belum pernah sakit parah di rumah sakit. Dokter menyarankan untuk dirawat saja. Teman-teman pun berkata demikian, biar cepat sembuh karena masih atmosfir UTS. Sungguh saya sangat bersyukur memiliki teman-teman yang baik seperti mereka. Mereka mengurus semuanya, menghubungi keluarga (kebetulan saya nggak kepikiran bawa HP yang lagi lowbat di kamar). Ibu akhirnya telepon dan sesenggukan saya menjawab pertanyaan ibu, rasanya ingin pulang, mungkin ini penyakit rindu rumah bukan tips, pikir saya.

Keputusan final. Maka mulai malam itu, saya akan tidur di rumah sakit. Teman-teman satu kontrakan berdatangan malam itu, ada yang membawakan baju, makanan, selimut, bantal, minuman, Hp dll. Lengkap sudah fasilitasnya. Malu, Takut, Marah, Sedih..semua rasa campur-aduk..
Sakit itu ndak enak, ngerepotin orang, ngeluarin biaya, cancel kuliah dan semua kegiatan. Jenuh di rumah sakit. Banyak sekali sms masuk yang mendoakan agar cepat sembuh, banyak sekali yang menjenguk. Terharu. Karena saat sakitlah-saat kau terpuruklah, kau akan tau siapa orang-orang tersayang dan terdekat yang kau punya.


Diantara semua pesan sms, nasehat yang saya dapatkan ada sebuah kesimpulan besar di benak saya, Hikmah terindah yang bisa saya ambil dari semua ini.

"Saat sakit, Saya dengan leluasa melihat Mahkota. Mahkota sehat yang seringkali lupa untuk disyukuri. Mahkota itu tak terlihat saat saya bercermin sebelum pergi ke kampus, mahkota itu tak pernah terlihat saat saya dengan bahagianya berpose di depan kamera, mahkota itu tak terlihat oleh mata saya. Dan sekarang dengan jelas saya melihatnya. Sakit itu bisa menjadi penggugur dosa. Ada yang memberikan sebuah nasehat yang berharga. Sakit itu bahasa rindu dariNya agar kita semakin dekat denganNya. Karena saat sehat dengan bejubel kegiatan, dengan menggunungnya segala aktivitas seringkali kita lupa untuk banyak meluangkan waktu untuk beribadah-berdua-dua-an dengan Sang Pencipta, Allah Swt.

Saat jauh dari keluarga, kau akan menemukan "mereka" -teman- yang seperti keluarga. Kau akan menemukan saudara-tanpa ikatan darah-. Dan di saat seperti inilah seringkali kita baru menyadarinya.bahwa mereka sangat menyayangi kita.

Ada banyak hikmah yang bisa kita ambil di saat terburuk sekalipun. Ada banyak pula yang seringkali lupa untuk kita syukuri. Seperti saat ini, saat-saat yang saya alami. Untuk itu saya memutuskan akhirnya menuliskan ini karena saya ingin berbagi, berbagi cerita, kata dan hikmah.
Semoga Bermanfaat.. ^_^