HOME

Featured Post

Rindu Cahaya Islam kembali Membentangi Langit Eropa bahkan Dunia

oleh : Khaura El-Syada    Judul   : 99 Cahaya di Langit Eropa  Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga  Almahera  Penerbi...

  • Read books to travel the world..

    A book is a magical thing that lets you travel to far-away places without ever leaving your chair...

  • Apoteker Muda

    Nothing worth having comes easy. Do more to achieve more...

  • Getting to know My Profession

    Apa itu Apoteker?......

Detik-Detik Belajar...

Belajar?
Ah, dari segi kata saja sudah sangat membosankan...
Apalagi kegiatannya, iya nggak?
Ayooo, jujurr...
Apalagi dengan setumpukan tugas yang tak kunjung selesai.. (aduh, kok malah curhat yaa.. :D)

Ada seorang teman meminta saya untuk menuliskan hal-hal berkaitan dengan motivasi belajar, namun ada pula yang merengek meminta tips-tips tentang teknik belajar yang baik. Padahal saya membutuhkan semua jawaban itu, butuh sekali. Sekarang akan saya coba berbagi hasil dari beberapa pengamatan.... *detektif*

Belajar?
Untuk apa sih?
Ah, nanti aja...
Ah, besok aja...
Ah, ujian masih lama...
Ah, nggak ada waktu, tunggu kosong aja deh....
Itulah kata-kata terpopuler yang diucapkan ketika akan belajar. Yah, tak memungkiri saya pun begitu terkadang, em bahkan mungkin sering. hehee
Mungkin bisa jadi motivasi belajar saya yang emang nggak karuan?
Kenapa sih belajar? Apa yang membuat kita harus begitu getol belajar?
Karena....
1. Orang Tua
2. Dosen
3. Pacar (Item yang ini dihapus aja deh dari daftar ya, kayaknya bukan di level para muslimah.. ^^v)
4. Suami (Catatan khusus untuk mereka yang sudah menikah resmi lhoo...)
5. Teman (Jiwa kompetisi)
6. Anak/Cucu
7. NILAI (The most wanted kayaknya..)
8. ????
Dari nomer 1-7, semuanya adalah untuk dilihat, ingat untuk dilihat, dihargai dan dibanggakan. Yaa, tidak menyalahkan kok. Nggak ada yang ngomongin di belakang ya, nggak ada yang dongkol trus bilang "Emang situ enggak?"...
Well, Itu bukan kesalahan kok, tapi cobalah kita analisis, jikalau point-point di atas menjadi motivasi utama itu akan sangat mendongkrak, karena 1-7 itu terlihat jelas oleh mata. Jadi, kita lebih cepat termotivasinya.
Tapi taukah bedanya, visi orang biasa, pengusaha dan ahli surga?
Kata Ustad Felix :
Visi ada 3

orang biasa : berdasarkan mata, terbatas dengan mata

orang pengusaha : visi dengan akal, pengusaha berbicara masa depan

ahli syurga : visi ga masuk akal dan otak....

Yang pertama, orang biasa. Dia percaya dengan apa yang terlihat oleh mata. Lah di sini ni, untuk orang-orang biasa, bisa jadi tujuan dan motivasi belajarnya ada di antara nomer 1-7.
Yang kedua, pengusaha. Berbicaranya tentang masa depan. Belajar untuk dunia kerja, berarti nilai harus bagus biar cepet diterima kerja. Bicara masalah untung-rugi nya belajar juga kali ya kalo otak pengusaha...
Yang ketiga, ini yang luarrr biasa... Ahli Surga. Hayo kalo jadi ahli surga apa dong motivasi dan tujuan belajarnya? ....................................
Untuk yang satu ini, jawaban pasti karena Allah, Ikhlas Lillahi Ta'ala. Apa hubungannya Allah sama belajar, ah ngefek nggak ngefek kalo motivasinya point yang ketiga ini. 
Justru inilah tantangannya, kebanyakan orang melihat dulu baru percaya, nyari-nyari alasan baru deh ambil keputusan. Tapi buat orang-orang spesial para ahli surga, dengan keyakinan yang mantap bahkan mereka yakin dan percaya walaupun belum melihat. (Prinsip Iman ne..Percaya sama yang ghoib... ^^)
Ayo, nggak jauh-jauh. Mari kita tengok bersama, cetakan motivasi belajar karena Allah. Imam Syafi'i, Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan masih banyak sederetan ilmuwan lain yang pintar, cerdas, pandai di segala ilmu, umum, agama, ilmu hitungan. Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Jadi harusnya Muslim ataupun Muslimah itu sudah pasti pintar.. ^^


Sudah super sekali bahasan yang tadi. Memuhasabah diri, ah saya juga kadang masih sering alpa, bareng-bareng memperbaiki diri yuuuk... ^^

Sekarang ke teknik belajar...
Perlu dipastikan, TIDAK ADA TEORI MUTLAK TENTANG BELAJAR.
Yups..
Belajar itu bisa dilakukan dengan segala model, tergantung seperti ada dirimu?


Bla bla bla, dosen berbicara panjang lebar di depan, menjelaskan materi dari A-Z. Ayo tebak, berapa persen yang tertangkap di memori? Ya adalah satu atau dua kalimat dia yang nyantol, tapi selebihnya mungkin bisa bertanya pada rumput yang bergoyang.. :)

Itulah, sekali lagi tidak ada sesuatu yang praktis. Bahkan, segenap usaha dicurahkan untuk menyerap ilmu dari sang dosen, tapi apa yang terjadi? Ngantuk tak tertahankan menyerang... (aih aihhh)


Kembali lagi. Kenali dulu, diri kita orang yang seperti apa? Orang yang suka belajar dengan cara mendengarkan kah? dengan cara membaca kah? atau dengan cara-cara lainnya?
Analisa waktu efektif belajar kita, apakah di semua waktu, kita mudah sekali belajar atau ternyata kita mudah sekali belajar di waktu-waktu tertentu, ketika malam menjelang atau fajar menyingsing?....
Kita tipe orang yang suka belajar sendiri atau berkelompok? Kita tipe orang yang belajar bentar sudah bisa, atau butuh waktu lama untuk belajar? Atau tipe orang yang fleksibel, apa saja bisa?

Yakin, sudah faham dengan diri kita?
So, tinggal pilih model belajar yang sesuai. Kalau sama diri sendiri saja nggak faham, gimana mau milih model belajar?
Gimana cara tahunya?
Mencoba, Trial and Error.
Kalau kita tipe yang suka mendengarkan, ya bentuk kelompok kecil belajar. Atau bekerja sama dengan mereka yang suka belajar sambil bebicara menjelaskan.
Kalau kita tipe yang bisanya dari membaca, nggak terganggu kebisingan, asyikk bisa belajar dimana saja, tapi kalau suka yang susana hening, ya cari tempat paling nyaman yang bisa kita gunakan belajar dengan efektif. Dan banyak jalan alternatif menuju roma yang bisa dipilih.. :)

Mudah kan memilihnya? Yang susah itu adalah mengenali tipe diri...
Yang terpenting, kita tahu dimana level kita dalam belajar. Ketika kita tahu bukan termasuk orang yang cepat faham saat belajar, harus banyak mengulangi materi. Maka kuncinya ada di manajemen diri, mengatur waktu dan kegiatan belajar secara proporsional. Jangan-jangan ikut-ikutan mereka yang memang model belajarnya cepat. Ya, setiap orang punya karakter yang berbeda.
Untuk yang susah sekali belajarnya, ingat bahwa Allah menilai di usaha bukan sepenuhnya menilai hasil. Pahala orang yang belajarnya sebentar tapi sudah faham, beda dengan orang yang harus berulangkali membaca dan belajar untuk sekedar memahami teori. Kuncinya harus RAJIN. ya, RAJIN. Orang PINTER bisa dengan enak belajar sebentar, bahkan mereka sombong dengan sisa waktu belajar yang masih lama tapi satu buku mungkin sudah difahami (lebay). Tapi yang perlu dicatat, Orang PINTER itu tidak sehebat Orang RAJIN. Dan akan lebih luar biasa jika Orang PINTER dibarengi dengan RAJIN. prokk prook prook...

Sampai sekarang saya sendiri pun bukan termasuk orang yang RAJIN. Tapi untuk menjadi RAJIN itu adalah hal yang perlu benar-benar kita lakukan untuk menunjukkan keseriusan niat kita dalam belajar. :)

Dan semua aktivitas belajar kita dengan Niat yang benar tidak seharusnya menjadikan kita orang-orang yang studyoriented alias maunya hanya belajar, kan tadi katanya harus rajin belajar. -_-
Nggak mau tahu hal-hal lain yang nggak ada unsur mata kuliahnya, Nggak mau tahu lagi ada apa di palestina, nggak mau tahu keadaan di sekitar kita, dan nggak mau tahu sama permasalahan yang sedang dihadapi umat islam saat ini.
No, Bukan itu..
Belajar tidak ada arti tanpa aplikasi. Banyak Ilmu tidak ada artinya apabila apatis sama lingkungan.
So, Openminded. Apalagi kita yang masih muda, banyak sekali yang harus kita lakukan. ^^

Ya, Susah. Tapi susah itu bukan berarti tidak bisa. 
Ya, Lelah. Tapi untuk apa hidup apabila tidak untuk berlelah-lelah mencari kebaikan.

Kata Susah itu kenapa harus ada?
Rasanya lebih baik menyerah daripada harus ikut merasakan susah...
Tapi susah itu ada sebagai benih dari usaha, benih dari sebuah perjuangan yang tidak akan rontok oleh masa...
"..dan setelah itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.."