Hai hai semuanya... sudah lama ya ga nulis blog. Sibuk
dengan banyak hal (Maaf sok sibuk :D)
Tulisan kali ini, saya mau nyeritain banyak hal tentang
perjalanan panjang sampai akhirnya bisa dapat beasiswa ke Jepang. Mungkin kali
ini saya bisa mengatakan ke banyak orang bukan pada diri sendiri untuk
membesarkan hati...
“Kegagalan adalah
awal dari sebuah Kesuksesan. Kegagalan adalah Kesuksesan yang tertunda.
Kegagalan adalah pintu yang harus kita buka untuk menuju Kesuksesan”
Desember 2014. Sayangnya kisah
pilu menutup tahun 2014 di kisah perjalanan hidup saya. GAGAL. Saya tidak
diterima beasiswa LPDP. Yang lebih menyakitkan adalah karena saya mendapat
dukungan luar biasa dari banyak orang bahwa saya pasti akan diterima LPDP.
–PASTI- Kata yang merubah harapan
menjadi begitu menyakitkan. Saya belajar banyak dari pengalaman interview saat
LPDP. Satu hal, saya tidak yakin 100% dengan pilihan saya, saya terlalu random
menyiapkan semuanya begitu saja tidak dengan sebaik-baiknya. Dan saya tidak
menjadi diri sendiri saat wawancara, saya ingin terlihat bagus, saya ingin
membuat interviewer terkesan dengan saya. Oh NO, itu bukan cara yang tepat
untuk menghadapi wawancara ternyata. Ah, lupakan tentang LPDP. Move on, saya memilih
berganti kota, jauh sekali, mendapat suasana baru. Melanjutkan pendidikan
profesi Apoteker di Surabaya, saya bisa semakin dekat dengan orang tua setelah
lebih dari 10 tahun saya merantau. 1 tahun terlewati tidak dengan mudah. Masih
ada aja yang menanyakan keputusan saya saat itu. I hope I know better than
everyone else about my decision in my life.
2016. Tahun yang sangat istimewa
untuk saya. Tahun dimana saya mengucapkan sumpah sebagai Apoteker. Dan tahun
dimana finally saya bekerja sebagai Apoteker, berinteraksi dengan banyak hal.
Dan tahun dimana saya dapat izin dari orang tua untuk studi S2 di Jepang. Untuk studi di Jepang sendiri bisa melalui banyak beasiswa, diantaranya MEXT, INPEX, LPDP dan lain sebagainya. Apa keuntungannya belajar di Jepang? Mungkin tidak perlu test IELTS salah satunya, Universitas di Jepang cukup dengan TOEIC. Masih di kawasan ASIA jadi bisa jadi tidak banyak culture shock, dan tergantung jurusan, kalau jurusan saya memang paling bagus untuk ambil di Jepang. Di tulisan ini saya akan banyak menjelaskan tentang beasiswa INPEX.
Beasiswa INPEX, beasiswa dari
sebuah korporasi dalam bidang minyak dan gas.
Pada tahun sebelumnya, saya menawarkan beasiswa ini kepada teman saya.
Dia sudah mendapatkan professor di Jepang tinggal nyari beasiswanya.
Keberuntungan teman saya itu ternyata di MEXT bukan di INPEX. Akhirnya thn 2016
saya memutuskan untuk mencoba submit beasiswa INPEX. Menurut penelitian saya
setelah banyak membaca blog, selama tiga tahun terakhir deadline pengumpulan
beasiswa ini adalah pada tanggal 15 November. Dengan pengumuman awal januari
untuk interview dan akhir januari untuk pengumuman kandidat beasiswa yang
mendapatkan kesempatan beasiswa. Beasiswa ini memiliki deadline yang tidak
lama, jadi tidak banyak waktu untuk deg-deg an.
Siapa aja yang bisa ikut
beasiswa ini?
- Semua orang WNI yang kurang dari 30 tahun dan sudah sarjana (S-1).
- Diperuntukkan untuk jurusan IPA
- IPK lebih dari 3.0 dan sehat jasmani
- Dapat izin dari atasan bagi yang sudah bekerja, punya interest untuk hubungan jepang dan Indonesia, dan belum pernah mendapatkan beasiswa serupa di Jepang.
Lengkapnya bisa baca di web INPEX
Scholarship ya, termasuk fasilitas apa saja yang akan didapat. Tinggal search
di Google pasti dapat hehe J
WEB INPEX Scholarship : http://www.inpex-s.com/announce-of-scholarship/
Ini hal yang lebih penting.
Syarat-syarat nya apa saja?
- Form Aplikasi (in English) – Untuk mengisi ini, saya butuh berminggu-minggu, konsultasi ke dosen, ke teman yang pernah dapat beasiswa, ke saudara yang jadi guru bahasa inggris di Pare. Banyak masukan membangun akan membuat aplikasi makin kece J
- Foto ukuran 5 x 3.5 cm sejumlah 2 lembar
- Transkip akademik (in English) kalau saya, saya terjemahkan di pusat bahasa kampus atau pihak administrasi kampus. Bagi yang di kampusnya ga ada, bisa pakai penerjemah tersumpah. Kirim fotokopi yang dilegalisir.
- Surat Rekomendasi (in English) kalau saya, saya minta ke dosen pembimbing, kebetulan beliau S3 di Jepang. Bisa minta ke dekan atau rektor yang memang deket sama beliau hehe.
- Ijazah sarjana (in English) idem dengan transkip ya
- CV – (in English) Bagian ini harus dikerjakan benar-benar ya. CV sangat penting menunjang seberapa kamu menghabiskan masa hidupmu dengan baik hehe. Semua kegiatan, ditulis aja, termasuk hobi. Tulis semuanya dengan baik dan detail serta dengan format yang rapi sehingga ketika orang membaca CV mu akan langsung terkesan.
- Surat sehat – bahasa indonesia. Bisa dari puskesmas atau rumah sakit mana saja. Saya kemarin dari puskesmas di Surabaya.
- LoA dari professor di Jepang (in English) – Tidak harus, Jika ada bisa dilampirkan - Percayalah, ini semacam surat sakti untuk lolos ke tahap interview. Bagaimana cara mendapatkannya? Bisa baca-baca di blog tentang pengalaman orang lain yang dapat prof di Jepang. Pengalaman saya mendapatkan LoA dari prof di Jepang nanti akan saya ceritakan di postingan selanjutnya J
- Sertifikat TOEFL , pastinya in English ya J Untuk beasiswa INPEX ini, yang bisa dibilang sangat membahagiakan adalah tidak ada patokan khusus terkait nilai TOEFL. Jadi PD dengan semua hasil nilai TOEFL (Saya belajar otodidak untuk menaikkan TOEFL, nanti akan saya share di postingan selanjutnya J)
- Sertifikat bahasa Jepang, Jika ada. Kemarin saya tidak melampirkan yang satu ini karena emang belum belajar bahasa jepang hehe
Itu ya terkait
syarat-syarat, yang bisa dicicil dari sekarang, bisa coba dicicil J
Januari 2017. Awal tahun dengan
deg-degan terparah. Dengan kekuatan internet jaman sekarang, saya mendapatkan
info bahwa rata-rata awal januari pengumumannya bahkan ada yang menyebutkan
tanggal 5 di tahun sebelumnya. Jadi bayangkan nasib saya saat tanggal 5
januari, seperti kerupuk melempem karena tak kunjung ada telpon dari INPEX
hehe. Sistem pengumuman INPEX akan ditelpon langsung jika lolos, jika tidak
lolos ya tidak akan dihubungi. Jadi kebayang ya deg-degan luar biasa. Jadi saya
sudah nangis di kamar, hahaha. Sampai pada suatu hari, saat saya pulang kerja,
hape saya lowbat dan mati. Dan sorenya sesampai rumah saat saya nyalakan hape,
jreng jreng ada email masuk bahwa saya ktrima INPEX. Sepertinya mereka sudah
menelepon tapi hape saya mati. Intinya dari cerita ini adalah jangan berpaut
pada tahun lalu hehe. Tetap semangat berdoa yang terbaik, Bismillah usaha
sudah, tinggal nunggu Allah yang akan ijabah. Oh iya, berdasarkan info yang
saya dapat, akan diambil 10 untuk diinterview dan 3 orang yang akan menerima
beasiswa.
18 Januari 2017. Hari penentuan
dimana saya melakukan wawancara. Oh iya, saya dari Surabaya, jadi pihak INPEX
membelikan tiket PP JKT-SBY dalam sehari. Saya sengaja minta penerbangan
pertama takut Jakarta macet, padahal interview masih jam 2 siang, jadi alamat
saya nganggur lama di bandara dan duduk-duduk di kafe gedung INPEX. Dari
bandara saya naik GRAB, bukan promosi, mungkin buat teman-teman yang bingung,
saya bisa ditiru. Terjangkau dan selamat sampai tujuan hehe. Interview dilakukan oleh 3 orang,
2 orang dari Indonesia dan 1 orang dari Jepang. Dan full in English.
Pertanyaannya seputar :
- Research Plan, hampir 60% dari waktu interview saya habis untuk menjelaskan tentang research plan. Dan untuk research plan ini, saat submit dokumen awal dulu, saya melampirkan lampiran khusus tentang research plan saya. Interviewer sangat tertarik sepertinya, jadi mereka bertanya sangat detail, dan saya mencoba menjelaskan dengan bahasa awam karena mereka bukan orang dg latar belakang farmasi atau medis. Inilah tantangannya, research plan ini harus sdh dipahami sebaik mungkin dan dijelaskan semudah mungkin agar orang lain bisa memahaminya. Dan banyak ditanyai tentang hal hal yang berkaitan dg penelitian kita.
- Kenapa memilih Jepang?
- Jelaskan tentang diri sendiri, hobi, dll
- Pengalaman organisasi saat kuliah
- Seberapa sering kontak dengan professor di Jepang?
- Kenapa memilih jurusan itu? Saya memilih natural product chemistry jadi ditanya tentang alasan kenapa saya mau belajar tentang itu.
- Kenapa dulu saya kuliah ambil jurusan farmasi?
- Pertanyaan banyak mucul dari CV atau form aplikasi.
- Jadilah diri sendiri. Saya tidak yakin, harus seperti apa. Yang jelas, jadilah diri sendiri, jangan mencoba untuk membuat mereka terkesan. Buatlah mereka tau bahwa kamu yang apa adanya akan sangat mengesankan hihihi. Sampaikan semuanya dengan percaya diri, tunjukkan bahwa bahasa inggris yang patah-patah tidak akan menjadi kendala. Hehe.
- Saya melist semua pertanyaan yang mungkin akan keluar, dan membuat sebuah jawaban, latihan di interview oleh teman, adik bahkan kaca di gedung INPEX. Dilihati sama para OB dan OG. Hehe, Saya latihan PD, mumpung ada toilet kosong deket kafe tempat saya nongkrong jd akhirnya saya ngobrol sama cermin kayak orang gila. But well, itu sangat membantu sekali. Bahkan saking takutnya mau interview bahasa inggris, biasanya kalau saya naik motor pergi/pulang kerja, saya sambil latihan interview di atas motor sambil nyetir hahahaha
- Doa. Sebelum interview saya benar-benar minta doa ke ayah ibu, minta restu dan ridho biar mereka rela anaknya kembali merantau. Ayah sama ibu sampe sering berdoa berjam-jam tengah malam. Kakek sampe khatamin quran berkali-kali untuk saya. Mas mbak adek tante, teman-teman, dan semua orang ikut mendoakan. Saya percaya bahwa Semua doa itu telah mengantarkan saya sampai pada titik dimana lisan saya sangat mudah untuk menyampaikan segala sesuatunya.
Saya sudah pernah gagal. Sedih.
Marah. Kecewa. Itu hal lumrah. Move On. Hidup harus terus berjalan. Karena itu
selalu buat plan A, B, C, D. Saya sempat nangis takut kalau beasiswa ini juga
ndak ketrima. Jadi saya berdoa, semoga kali ini Allah lapangkan hati saya,
Allah besarkan hati saya agar saya tidak down kalau ga ketrima. Hehe..
30 Januari 2017. Sebenarnya saya
sudah menunggu pengumuman ini sejak tanggal 28 Januari. Menurut apa yang saya
baca, 2 tahun sebelumnya diumumkan tanggal 28 Januari yang jatuuh pada hari
aktif. Berhubung 2017 ini, 28 Januari jatuh di Weekend, jadi saya mencoba
santai sambil refresh email berkali-kali. Pagi itu, tanggal 30 Januari saya
pamit Ayah Ibu berangkat kerja sekalian salim minta doa sepertinya hari ini
pengumuman buk (kata saya). Pagi2 saat berangkat kerja, helm kebanting, di
jalan nemu kecelakaan besar. Saya was-was kok hari ini dimulai dengan banyak
cerita pilu. Sampai klinik, pikiran saya antara was was, takut, berusaha
legowo, campur semuanya. Tiap hape bunyi rasanya deg-deg. Sampe ibu saya nge-WA
nanya kok sampai jam 2 siang blm ada kabar. Saya menenangkan diri, mungkin
besok. Akhirnya email itu datang, dari pihak INPEX bahwa saya diterima menjadi
salah satu kandidat penerima beasiswa dan diminta segera konfirmasi mau atau
tidak menerima beasiswa ini. ALHAMDULILLAH, sujud syukur di mushola klinik.
Tangan dan lutut gemetar, nangis terharu, YaAllah rasanya benar-benar bahagia
dapat kesempatan besar ini.
Saat ini saya sedang
mempersiapkan dokumen untuk daftar universitas dan juga dapat kesempatan untuk les
bahasa jepang di Indonesia. Doakan semua urusan saya lancar sampai nanti
menyelesaikan studi master saya ya. Bismillah...
Ingat, jangan pernah menyerah
jika gagal. Harus terus maju. Bye UGM (kampus tempat saya daftar LPDP), Halo Tsukuba
Japan, I am coming soon :*
***
Semoga cerita ini bisa memberikan
energi positif buat siapapun yang punya mimpi untuk sekolah di Luar Negeri.
Jangan pernah putus asa. Lakukan sesuatu agar cita-cita dapat segera tercapai.
amiin