HOME

Featured Post

Rindu Cahaya Islam kembali Membentangi Langit Eropa bahkan Dunia

oleh : Khaura El-Syada    Judul   : 99 Cahaya di Langit Eropa  Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga  Almahera  Penerbi...

Being a Mother...

Wah judulnya sudah tentang ibu...
Yang punya blog sudah jadi ibu? beluum, masih calon.. :)

Sudah lama pengen banget nulis judul ini, tapi ya begitulah...baru pengen doang dan akhirnya sekarang terwujud.
Menulis ini pun berawal dari percakapan ibu dan tante di dapur.. insipirasi pagi.. hhe
Dan sebuah insiprasi tak bertepi dari seseorang...^^

Hai pembaca khususnya perempuan, kalau laki-laki emm you have to know lah.... :D
Pernah nggak terbesit pertanyaan. Untuk apa saya belajar? (bagi yang masih SMA) atau bagi mahasiswa pertanyaannya dirubah jadi "Untuk apa saya kuliah tinggi ya?"...
Pasti muncul pertanyaan begini walau selintas sih. Dan jawabannya sangat beragam. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah jawaban yang selama ini belum aku dengar.

"Aku ingin kuliah itu soalnya aku ingin jadi Ibu yang baik, cerdas, dan dengan benar mendidik anakku nanti biar bisa jadi generasi emas"

-Nah lho, terdiam denger jawaban ini. Lah iya, apa hubungannya kuliah sama jadi Ibu?? Iya kalau dia jurusan tarbiyah alias pendidikan atau psikologi kalau kuliahnya kayak aku begini yang pikirannya obat muluuu, atau anak FISIP yang sibuk dengan politiknya.- (garuk-garuk)


"Konsep berpikir anak kuliahan itu beda sama konsep berpikir anak yang sekedar lulusan SMA, SMP bahkan SD. apalagi kalau kuliahnya sudah tinggi, sudah tingkat harus benar-benar mikir. Apapun itu jurusannya."

aku manggut, masih terlalu amazing dengan jawaban tadi. Ada berapa ya perempuan yang berpikir begini? ini  kok mulia banget ya tujuannya, harus ditiru sepertinya. Dan mungkin harusnya perempuan itu kayak gini bukan? *kepikiran*

ayoo, sekarang survey deh...in isurvey acak di daerah yang terdekat..

Perempuan pertama hanya lulusan sekolah biasa. Yang belum mampu ya mendidik sekedarnya, sebisa dia. Bagi yang mampu, yah udahlah dia punya guru ini kan. Jadi saya bisa mengurusi banyak hal lain. Ada beberapa yang walaupun lulusan sekolah dia berusaha dengan sekuat tenaga mencari banyak pengetahuan di luar, akhirnya dia benar-benar menyiapkan pendidikan terbaik untuk anaknya dari dirinya sendiri dan otomatis lingkungan sekitar. Dan tipe terakhir hanya 1 dari sepuluh orang.
Faktanya dulu pendidikan perempuan tak terlalu penting, sehingga menjamurlah para ibu-ibu ini. Sekarang paradigma sudah mulai berubah bahwa pendidikan itu penting tapi tetap saja terlilit dan terbelit dengan masalah biaya. *Dilematis*

Perempuan kedua kuliah, kaum intelektual, akademisi, dia mengejar bangku kuliah setinggi-tinggi nya. Pertama, ada perempuan yang sakingnya semangattnya sampe lupa sama eh gue punya anak di rumah. hehe :D jadilah banyak istilah anak pembantu dll. (Serba salah ya...)
Kedua, ada yang kelupaan untuk menyempurnakan dirinya menjadi seorang ibu. Hidup gue udah enak, nggak usah ada anak dulu, sampek tiba2 usia udah tua.
Ketiga, dia sadarnya pentingnya kaum intelektual ada di suatu bangsa. Dengan telaten dia beri pendidikan terbaik untuk anaknya, bahasa arab dan inggris anaknya yang masih terbilang muda sudah ngewes berkat sang ibu, pengetahuannya jempol deh, dan kepribadian anakny bagus deh.

Apakah background pendidikan formal orang tua sangat menjadi sebuah masalah?
ow aku menangkap percakapan awal tadi.
Ya benar, dengan kuliah konsep berpikirku sudah banyak berubah. emm lebih apa ya? lebih bisa kritis, analisis cerdas daripada SMA dulu, lebih survive, lebih punya tujuan, arah pikirku lebih tek tek tek pokoknya. Tapi ternyata ini g terjadi pada semua mahasiswa yang ada di bangku kuliah. walaupun mungkin probabilitasnya tinggi.
Dan, buktinya masih ada kemungkinan bahwa yang kuliah juga blm bisa menjadi Ibu yang baik.
Rasa-rasanya bukan pendidikan formal yang bermasalah, mungkin wawasan, pengetahuan.

"Iya, yang digarisbawahi bukan kata kuliahnya sebenarnya. Tidak lantas aku merendahkan mereka yang memiliki pendidikan formal rendah. Bukan itu masalahnya, toh ada dari sebagian mereka yang menjadi orang tua terbaik lebih dari yang orangtuanya adalah sarjana. Tapi pada persiapan kita untuk menjadi Ibu. Yang aku pikir, peran ibu itu luar biasa mulia dan penentu masa depan. Jadi butuh persiapan yang nggak sembarangan kan?. Kalau aku lebih suka menjadikan kuliah sebagai jembatan persiapan aku untuk menjadi Ibu kelak. Simple yang aku pikirin, saat kuliah, aku banyak sekali akhirnya mikir, memperbanyak wawasan yang aku butuhkan dan karena ini lingkungan intelektual jadi lebih mudah untuk banyak mempelajari entah itu teori ataupun lingkungan. karena nggak sembarangan, i'll prepare my best, pasti ada alasan besar Allah menciptakanku kan? Aku ingin berhamba padaNya salah satunya dengan ini, melahirkan generasi emas dari rahimku yang nanti akan dengan lantang menyebut kalimahNya. Generasi cerdas dan menjadi kebanggan umat."

Tes, aku nangis. perempuan ini kok sepertinya harus dicontoh yaa?

Wahai muslimah, sungguh ngilu ketika banyak perempuan yang tak siap jadi ibu sampai akhirnya banyak aborsi, sungguh ngilu melihat perempuan yang terlena dengan dunia lalu telantarkan anaknya, sungguh ngilu ada perempuan yang gadaikan kemuliaanya demi kesenangan sementara, sungguh ngilu....

Untuk menjadi seorang Ibu, itu  bukan tugas kuliah yang bisa dipersiapkan semalam suntuk bukan?
Aku sendiri nggak tau, karena emang belum jadi ibu. Yang aku tau, apa yang dia katakan ada benarnya.
Wahai  muslimah, mari kita jaga kemuliaan kita, mari kita jaga kehormatan kita. Menjadi muslimah yang baik itu wajib namun menjadi muslimah terbaik itu pilihan. ^_^
Semoga Allah selalu menetapkan hati kita dalam iman islam... amiin

My gift for All Women in the Word...














1 komentar: